BEKASI-Ternyata sistem pendidikan di Kota Bekasi belum dianggap baik oleh warganya sendiri. Terbukti, sekitar 2.100 siswa baik itu SD dan SMP banyak yang meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi ke DKI Jakarta. Mereka menganggap pendidikan di Jakarta lebih baik dan bagus guna menggapai masa depan anak-anaknya.
Kepala Seksi Kurikulum, Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Agus Enap membenarkan eksodusnya 2.100 siswa asal Kota Bekasi menjelang tahun ajaran baru 2010/2011 ke DKI Jakarta. ”Memang benar 2.100 lebih siswa Kota Bekasi meneruskan sekolahnya ke Jakarta,” terangnya.
Dia juga mengatakan, alasan para orangtua siswa memindahkan anaknya belajar ke DKI Jakarta dengan berbagai alasan. Seperti mengikuti pekerjaan orangtua dan juga pindah alamat dari Kota Bekasi ke Jakarta plus berbagai alasan lainnya. ”Tapi banyak juga siswa yang melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren yang ada di sekitar DKI,” ungkapnya juga.
Dia juga merasa janggal, banyaknya siswa yang meneruskan belajar keluar dari Kota Bekasi lantaran di daerah yang dipimpin Walikota Mochtar Mohamad itu biaya pendidikan dari SD negeri, SMP negeri dan SMA negeri sudah digratiskan atau bebas biaya. ”Jadi siswa tinggal datang dan belajar saja,” cetusnya juga.
Apalagi, Agus juga mengklaim sebenarnya kualitas pendidikan Kota Bekasi tak kalah dengan daerah lainnya. Itu dibuktikan dengan nilai UN 2010 Kota Bekasi mendapat presentase 98 persen. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai mengatakan hijrahnya ribuan siswa yang melanjutkan pendidikan keluar Kota Bekasi berarti ada sesuatu yang salah.
Seperti perlunya peningkatan kualitas dan kemampuan tenaga pengajar. Pasalnya, dengan banyaknya siswa yang eksodus meneruskan belajarnya ke daerah lai, membuktikan para orang tua masih meragukan kualitas guru di Kota Bekasi. ”Jadi perlu tindakan meyakinkan orangtua siswa agar anaknya tetap belajar di Kota Bekasi. Itu tugas dinas pendidikan,” tegasnya. (dny/jpnn.com)
Share
No comments:
Post a Comment