eKTP sudah sampai di Kab. Bekasi

Seputar Bekasi

Renungan Hardiknas dan Harkitnas



Bulan Mei ini menjadi bulan yang penuh dengan makna bagi para pendidik, karena pada bulan ini terdapat dua hari penting yang berkaitan dengan dunia anak, dunia pemuda dalam sejarah perkembangan Indonesia. Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Yang konon menurut buku-buku sejarah, merupakan hari lahir seorang pendobrak dinding kebodohan rakyat Indonesia dengan secercah cahaya melalui pendidikan anak dan generasi muda Indonesia. Tokoh itu adalah Ki Hadjar Dewantara.

Diakui ataupun tidak pendidikan memang merupakan jalur utama menuju dermaga kemajuan bangsa. Kemajuan yang diharapkan adalah kemandirian dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Memang pendidikan menargetkan agar setiap manusia dapat menjadi manusia yang merdeka. Merdeka berarti bebas dari penguasaan. Mungkinkah? Jawabnya tentu saja sangat mungkin. Namun merdeka bukan berarti hidup sendiri dan menyendiri. Jika setiap manusia telah merdeka maka kita dapat hidup dalam damai, tanpa ada tekanan, tanpa ada penguasaan dan tanpa ada pemaksaan dari pihak lain. Jika setiap orang telah merdeka, tak akan ada kekerasan, karena biasanya kekerasan itu merupakan ekspresi atau usaha untuk memaksakan kehendak. Seseorang yang telah merdeka akan selalu mengakui pula kemerdekaan orang lain.


Merdeka tak berarti kebebasan tanpa batas. Merdeka dalam diri adalah keleluasaan menentukan pilihan hidup tanpa ada rasa ketakutan, tekanan dan paksaan. Kemerdekaan dalam diri harus selalu diikuti dengan pengakuan adanya kemerdekaan yang sama pada diri orang atau pihak lain. Seseorang yang merasa merdeka tetapi merampas kemerdekaan orang lain pada hakikatnya ia belum merdeka. Karena biasanya perilaku merampas, merampok, dan memaksakan kehendak itu adalah ciri-ciri dari kekurangan, keterikatan dan ketergantungan orang pada hal atau pihak lain. Artinya orang itu belumlah merdeka dalam arti yang sebenarnya.

Orang yang merdeka terbebas dari rasa was-was, khawatir, dan kecemasan yang berlebihan. Misalnya : Seorang dengan harta melimpah tetapi dipenuhi dengan rasa kekhawatiran akan hilangnya sebagian hartanya, belumlah dapat dikatakan merdeka. Sebaliknya seseorang dengan hidup sederhana, tercukupi kebutuhannya karena kesederhanaan pemikiran, kesederhanaan keinginan, dan kesederhanaan selera hidupnya, dapat dikatakan lebih merdeka dari pada contoh orang sebelumnya. Orang ini akan dapat lebih merasa nyaman, tenteram, penuh kedamaian dan terbebas dari rasa khawatir yang berlebihan. Sudahkah jiwa kita merdeka selama ini?

Tanggal 20 Mei kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kebangkitan merupakan satu kata yang menggambarkan kesadaran seseorang dari keterpurukan menuju pada keadaan yang lebih baik. Kebangkitan akan tumbuh jika seseorang menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih baik dari pada keadaan yang sedang dijalani. Jadi tentu saja kebangkitan sebuah bangsa tak mungkin hanya terjadi dalam satu waktu saja. Karena kebangkitan akan selalu muncul pada orang-orang yang berpikir bahwa kita dapat mencapai hal yang lebih baik lagi dari pada yang telah di alami. Kebangkitan selalu akan mendobrak keadaan untuk merubahnya menjadi sesuatu yang diyakini akan membawa kebaikan. Kebangkitan merupakan lawan tangguh bagi kemandegan. Kebangkitan ibarat arus air yang dapat menghanyutkan keadaan yang telah ada. Orang-orang yang mempunyai jiwa kebangkitan biasanya mempunyai energi besar untuk berjuang merubah keadaan.

Namun perlu di sadari bahwa arus kebangkitan harus tetap dalam jalur yang tepat. Karena sifat arus air jika tidak berada pada jalur yang tepat akan dapat menghayutkan semua yang bersifat diam, permanen, dan mandeg. Sebuah batu besar yang sangat keras, dalam waktu bertahun-tahun akan terkikis sedikit demi sedikit oleh derasnya arus. Arus yang tak terkendali juga dapat merusak bangunan permanen yang telah ada. Oleh karena itu arus kebangkitan harus tetap dikawal oleh tujuan yang jelas, cara-cara pencapaian yang baik dan jalur-jalur penyaluran aspirasi yang tepat.

Kebangkitan Nasional adalah kesadaran segenap komponen bangsa untuk memperbaiki keadaan yang kurang baik. Memperbaiki keadaan tak selalu identik dengan mengganti dengan sesuatu yang baru. Memperbaiki keadaan kadang hanya perlu untuk menambal lobang-lobang kesalahan. Semua sangat tergantung pada tujuan apa yang hendak dicapai.

Pesan penulis : bangkitlah wahai pemuda Indonesia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, salah satunya dengan cara mencerdaskan diri sendiri melalui pendidikan baik formal maupun non formal agar kita dapat mencapai kemerdekaan diri, yaitu keadaan dimana kita dapat memaknai hidup dengan labih baik.

source: media23bekasi.webnode.com

No comments:

Post a Comment